23.10.07

serabi with the soul



Seorang kawan bilang, mudik membuat orang rela mengeluarkan uang ekstra untuk mengkonsumsi, membeli, atau menikmati sesuatu. Saat pulang kampung, orang sibuk mencari makanan asli daerah. Karena suka, ingin mengenang masa lalu, atau sekadar biar dianggap sayang rumah. Saya setuju dengan perkataan seorang kawan tersebut. Dan saya juga sedikit menambahi alasan mengapa mereka sering kali melakukan 'ritual' tersebut saat pulang kampung. Ya, paling tidak inilah alasan saya. Makanan asli daerah yang walaupan sekarang semakin mudah dicari dan dinikmati, seenak apapun citarasa-nya pasti masih kalah dengan yang aslinya. Contohnya yang terakir saya buru ketika pulang mudik ke Ponorogo Lebaran kemarin.

Walaupun di Surabaya banyak gerai-gerai makanan yang menjual kue serabi dengan penampilan yang luar biasa cantik dan rasa yang begitu enak. Tapi serabi asli Ponorogo ini lain. Sekedar tepung beras yang dicampur air santen dan parutan kelapa yang digoreng tanpa minyak, menggunakan wajan kreweng (dari bahan tanah liat) di atas anglo dengan arang menyala. Setelah matang pun serabi dihidangkan, lagi-lagi beserta santen matang dan parutan kelapa. Tanpa topping coklat, keju ataupun selai durian yang biasa saya nikmati di Surabaya. Sangat sederhana.

Persis ketika saya masih seusia SD. Ketika istirahat saat olahraga pagi di hari minggu, saya sering mampir kesini. Di bawah pohon beringin, di pojokan kantor Kecamatan Ponorogo, penjual serabi ini biasa mangkal. Hingga kini masih nyaris sama. Tanpa bedak atau gerai kios yang membatasi. Hanya gelaran anglo dan wajan di atas aspalan jalan. Dan kerumunan pembeli yang rela antri lama

Di sini, kesederhanan yang adalah menjadi inti dari sepotong kue serabi itu masih tetap terjaga.







6 komentar:

Manda La Mendol mengatakan...

iki mestinya nang blogku hehehe...
kok serabinya nggak sampai kantor !!! yo kecuttttt

Rey mengatakan...

lucu ya, serabinya cuman dimakan pake kelapa, gak seret ya? Gue suka serabi yg kyk gitu tp pake kuah santen dikasih gula merah, slurrpp... enak :)

Anonim mengatakan...

nton, endi oleh2 sate'ne? teko mudik ponorogo kok mek oleh foto2 serabi, nggak cihuy!

Anonim mengatakan...

pempek juga yang asli yang enak. datanglah ke palembang!
beda jelas rasanya. apalagi yang di jawa. takut terlalu pedas, cukanya kebanyakan di-manis-in. ya nggak gitu!
tapi tetap satu, Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah air Indonesia;)

Anonim mengatakan...

Wuaaaa.. dari PONOROGO jg yaps?? Salam kenal ya...

Anonim mengatakan...

jgn lupa klu ke ponorogo mampir ke warong lesehan MA'E pasarpon..klu soal serabi ,,,wah pokoknya di jamin sipp dech..oke..bukak pagi hari..